Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta meninjau aktivitas di pusat pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran, Kecamatan Pleret, untuk memastikan upaya peningkatan kapasitas pengolahan sampah pada sarana pengelolaan sampah tersebut.
"Hari ini kita cek aktivitas pengolahan sampah di ITF Bawuran agar bisa ditingkatkan kapasitasnya, kalau untuk pembakaran (sisa olahan sampah) itu sudah oke," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam keterangan usai meninjau ITF Bawuran Bantul, Senin.
Menurut dia, kawasan pengolahan sampah pusat karbonasi ITF Bawuran Bantul yang operasional telah diresmikan beberapa bulan lalu itu pembakaran sudah sempurna, namun sampah yang masuk ke ITF mayoritas masih dalam kondisi basah.
"Karena sampah yang masuk itu sampah basah mesti dikeringkan dulu, maka pada akhirnya kita harus mengintervensi ke sumber sampah, jangan sampai sampah basah itu dikirim ke sini," katanya.
Baca juga: Komunitas anak muda kelola 22 ton sampah di Yogyakarta dalam setahun
Dia mengatakan, kalau sampah yang masuk ITF dalam kondisi basah maka proses untuk pengolahan butuh waktu untuk mengeringkan terlebih dulu, sehingga ke depan agar dilakukan pemilahan sampah sejak dari sumber agar sampah yang masuk ITF lebih mudah proses pengolahannya.
"Sehingga tentu yang paling bagus itu kalau pemilahan sampah sudah terjadi di sumber sampah, rumah tangga dan sumber sampah yang lain," katanya.
Bupati Bantul mengatakan, upaya dalam membudidayakan pemilahan sampah sejak dari sumber sampai kapanpun akan terus disosialisasikan dan ditekankan kepada masyarakat dan rumah tangga rumah tangga.
"Jadi, kalau sumber sampah itu tidak dikurangi tidak terjadi pemilahan, ya, berat, karena untuk mengolah sampah itu mahal, lebih murah kalau pemilahan itu sejak dari rumah tangga," katanya.
Baca juga: Pemkab Bantul pasang CCTV pantau pembuangan sampah liar
Baca juga: Hanggar pengolahan sampah di ITF Pasar Niten Bantul ditambah